Warga Ancam Blokir Lintas Peureulak-Lokop
* Longsor di Ujung Jembatan Timpheun belum Ditangani
IDI - Warga mengancam akan memblokir lintas Peureulak-Lokop, Aceh Timur, jika longsor badan jalan di ujung jembatan Teumpheun, Peureulak Barat, yang telah memakan dua korban jiwa dalam peristiwa laka lantas, Minggu (13/2) lalu, belum ditangani pemerintah. Ancaman itu disampaikan warga menyusul belum ditangani longsoran badan jalan meski telah mengakibatkan dua nyawa melayang. Pemerintah Aceh juga dinilai tidak peka dengan kondisi jalan provinsi itu.“Lebih baik lintasan ini kami blokir saja. Apa pemerintah harus menunggu korban lebih banyak lagi, baru akan ditangani. Rakyat cukup lama menjerit, ke mana juga mata para pejabat atau penguasa negeri ini. Jangan tunggu rakyat mengamuk, saya menilai pemerintah tidak peka,” kata Mukhtar M Zein (30), salah seorang warga Ranto Peureulak, yang selalu melintasi di jalan longsor tersebut, Kamis (17/2).
Ia mengaku sangat geram dengan sikap Pemerintah Aceh yang acuh tak acuh dengan penanganan longsor badan jalan yang persisnya di ujung kepala jembatan Teumpheun. Padahal, longsor itu sangat mengancam keselamatan pengguna jalan, apalagi berada di cekungan jalan. Artinya, pengendara yang melaju kencang tidak mengatahui persis ada longsor. Ketika laju kendaraan direm tiba- tiba, maka tabrakan tidak dapat dihindari.
“Sekarang coba buktikan jika penguasa peduli rakyat. Ini yang paling dibutuhkan untuk lintasan penghubung Kecamatan Peureulak, Peureulak Barat, Ranto Peureulak, Peunarun, dan Lokop,” ungkapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Ismail alias Aki Rayeuk, tokoh masyarakat Peureulak Barat. Ia mengaku heran dengan lambannya penanganan longsor badan jalan dari pemerintah. Padahal, Aki menyatakan, melalui surat rekomendasi bupati dan camat, pihaknya sudah melayangkan surat ke kantor gubernur di Banda Aceh supaya ditangani secara tanggap darurat lantaran kondisinya memang mendesak.
“Saya sering sekali ditelepon oleh warga, apakah longsor itu tidak akan ditangani oleh pemerintah, dan saya tidak bisa menjawab secara jelas,” ujar Aki Rayeuk.
Menurut Aki, tidak mengherankan jika ada niat warga sekitar yang akan memblokir jalan tersebut sehingga arus transportasi penghubung beberapa kecamatan tersebut akan lumpuh total. Dampaknya, kata Aki, distribusi logistik akan terhenti total dan ancaman kelaparan untuk warga Ranto Peureulak, Peunarun dan Lokop akan terjadi.
“Saya hanya menyarankan, jika pemerintah peduli, silakan komit untuk membangun agar tidak menimbulkan korban jiwa lebih banyak lagi. Bisa saja dengan sistem tanggap darurat, itu pun kalau pemerintah serius, sebelum ancaman blokir benar- benar dilakukan,” demikian Aki Rayeuk.
Sebelumnya diberitakan, longsor yang mengikis badan jalan di ujung jembatan Teumpheun, Kecamatan Peureulak Barat, Aceh Timur, persisnya di lintasan Peureulak- Ranto Peureulak, Minggu (13/2) sekira pukul 15.30 WIB, telah memakan korban. Dua nyawa melayang akibat bertabrakan setelah mengelak longsor badan jalan yang berada pada cekungan jalan tersebut.
Korban yang meninggal yakni Nazaruddin (30) pegawai Puskesmas Ranto Peureulak dan Suhedi, keduanya tercatat sebagai warga Ranto Peureulak. Warga di sana sangat menyesalkan insiden tersebut, karena pemerintah belum menangani jalan longsor meski telah diajukan permohonan beberapa waktu lalu.(is)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar