Mon, Feb 28th 2011, 08:37
Gubernur Minta Pelaku Kriminal Menyerah
* Bentuk Tim Pengumpul Senpi
IDI - Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, meminta kepada pelaku kriminal bersenjata api yang masih berkeliaran di tengah-tengah masyarakat supaya segera menyerahkan diri disertai penyerahan senjata api yang dimiliki.
“Ada dua yang membuat saya gusar, pertama masih beredarnya senjata api di masyarakat dan peredaran yang narkoba jenis sabu yang masih tinggi termasuk di Aceh Timur,” kata Irwandi, Sabtu (26/2), di hadapan ratusan pimpinan dayah dan warga pada acara pengukuhan pengajian rutin pimpinan dayah se-Aceh Timur di Masjid Manzilul Minan, Kampung Beusa, Peureulak Barat.
Menurut Irwandi, kondisi masih banyaknya beredar senjata api ilegal di Aceh sangat membahayakan, apalagi bila dikaitkan dengan kasus narkoba. “Umumnya, jika pengguna narkoba tidak merasakan narkoba mereka akan sakit, dan ketika tidak ada uang untuk membelinya, maka akan merampok dengan senjata api,” ujar Irwandi.
Pihaknya, kata Irwandi bersama Kapolda Aceh juga sudah membentuk tim kecil secara diam-diam bagi orang yang mau menyerahkan senjata api yang dimiliki.
“Berikan ke kami tidak diproses, tapi waktu penyerahan tersebut juga terbatas. Tahun ini masih kami terima. Saudara yang telanjur melakukan tindak kriminal, tapi masih buron boleh datang ke tim saya untuk menyerahkan diri. Bisa saja ke polisi. Kalau masih khawatir, serahkan diri ke kami,” janji Irwandi.
Irwandi mengatakan, kriminal bersenjata api dan narkoba merupakan pekerjaan yang maha salah. Apalagi, saat merampok bisa menyebabkan orang mati. Karena itu, dengan adanya pengajian dan pencerahan oleh para ulama, kasus penyelahgunaan narkoba dan senjata api dapat berkurang.
“Orang-orang di luar Aceh yang hendak masuk ke Aceh Timur masih takut untuk berinvestasi, karena masih banyak kasus yang melibatkan kekerasan. Jika begini, semua kita bakal miskin. Saya harapkan sekali lagi, suadara yang memiliki senjata api segera serahkan. Yang berkasus (DPO) juga segera serahkan diri. Sedangkan yang kena narkoba sudah bisa berhenti, itu barang haram,” demikian Irwandi.
Sebagaimana diketahui, Aceh Timur, salah satu daerah yang kerap terjadi kasus kekerasan bersenjata api. Malah kerap pula dicap sebagai “Texasnya” Aceh. Kasus terbaru adalah, sekelompok orang tak dikenal dan bersenjata api (OTK bersenpi) jenis AK-47, Minggu (13/2) sekira pukul 02.30 WIB, beraksi di kawasan pedalaman Banda Alam, Aceh Timur.
Pelaku yang diperkirakan lima orang itu menggerayangi rumah Muhammad Yusuf alias Amad Kompi (32) dan mengambil dompet plus uang milik korban.Kemudian, rentetan letusan senjata api di staging (lokasi penempatan besi dan pipa) milik Pacific Oil & Gas di Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, terjadi Kamis (6/1) sekira pukul 00.30 WIB.
“Ada dua yang membuat saya gusar, pertama masih beredarnya senjata api di masyarakat dan peredaran yang narkoba jenis sabu yang masih tinggi termasuk di Aceh Timur,” kata Irwandi, Sabtu (26/2), di hadapan ratusan pimpinan dayah dan warga pada acara pengukuhan pengajian rutin pimpinan dayah se-Aceh Timur di Masjid Manzilul Minan, Kampung Beusa, Peureulak Barat.
Menurut Irwandi, kondisi masih banyaknya beredar senjata api ilegal di Aceh sangat membahayakan, apalagi bila dikaitkan dengan kasus narkoba. “Umumnya, jika pengguna narkoba tidak merasakan narkoba mereka akan sakit, dan ketika tidak ada uang untuk membelinya, maka akan merampok dengan senjata api,” ujar Irwandi.
Pihaknya, kata Irwandi bersama Kapolda Aceh juga sudah membentuk tim kecil secara diam-diam bagi orang yang mau menyerahkan senjata api yang dimiliki.
“Berikan ke kami tidak diproses, tapi waktu penyerahan tersebut juga terbatas. Tahun ini masih kami terima. Saudara yang telanjur melakukan tindak kriminal, tapi masih buron boleh datang ke tim saya untuk menyerahkan diri. Bisa saja ke polisi. Kalau masih khawatir, serahkan diri ke kami,” janji Irwandi.
Irwandi mengatakan, kriminal bersenjata api dan narkoba merupakan pekerjaan yang maha salah. Apalagi, saat merampok bisa menyebabkan orang mati. Karena itu, dengan adanya pengajian dan pencerahan oleh para ulama, kasus penyelahgunaan narkoba dan senjata api dapat berkurang.
“Orang-orang di luar Aceh yang hendak masuk ke Aceh Timur masih takut untuk berinvestasi, karena masih banyak kasus yang melibatkan kekerasan. Jika begini, semua kita bakal miskin. Saya harapkan sekali lagi, suadara yang memiliki senjata api segera serahkan. Yang berkasus (DPO) juga segera serahkan diri. Sedangkan yang kena narkoba sudah bisa berhenti, itu barang haram,” demikian Irwandi.
Sebagaimana diketahui, Aceh Timur, salah satu daerah yang kerap terjadi kasus kekerasan bersenjata api. Malah kerap pula dicap sebagai “Texasnya” Aceh. Kasus terbaru adalah, sekelompok orang tak dikenal dan bersenjata api (OTK bersenpi) jenis AK-47, Minggu (13/2) sekira pukul 02.30 WIB, beraksi di kawasan pedalaman Banda Alam, Aceh Timur.
Pelaku yang diperkirakan lima orang itu menggerayangi rumah Muhammad Yusuf alias Amad Kompi (32) dan mengambil dompet plus uang milik korban.Kemudian, rentetan letusan senjata api di staging (lokasi penempatan besi dan pipa) milik Pacific Oil & Gas di Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, terjadi Kamis (6/1) sekira pukul 00.30 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar