Tue, Feb 8th 2011, 08:59
IDI-Akibat belum tersedianya saluran pembuangan air (drainase) menyebabkan ibu kota Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur saat ini rawan genangan air atau banjir. Tidak hanya itu, pembangunan sejumlah sarana maupun prasarana lainnya di kecamatan tersebut juga luput dari perhatian.Ketua Forum Komunikasi Keuchik (FKG) Ranto Peureulak, M Nur Usman, didampingi Mukim Ismail Reubi, Sekretaris Desa Mahyuddin, serta Keuchik Bukit Pala, Akhyar, kepada Serambi, Senin (7/2) menyebutkan, Kecamatan Ranto Peureulak merupakan salah satu kecamatan tertua di Aceh Timur yang memiliki banyak potensi alam. Namun, hingga kini berbagai perhatian terhadap pembangunan sarana dan prasarana di daeah itu masih sangat minim, bahkan tidak ada sama sekali.
“Kecamatan Ranto Peureulak sudah definitif sejak tahun 1990. Namun, berbagai pembangunan yang menyangkut kepentingan publik, sepertinya luput dari perhatian. Lihat saja, hingga kini di kawasan Desa Bukit Pala tepatnya Keudeu Ranto Peureulak belum juga dibangun drainase sepanjang 600 meter. Padahal, kami sudah menyampaikan permohonan tersebut kepada pemerintah daerah,” katanya.
Begitu pula halnya dengan sarana jalan dan jembatan yang menghubungkan sejumlah desa dengan pusat ibu kota kecamatan yang kondisinya juga sudah hancur-hancuran. Misalnya, tidak jarang pada ruas jalan dan jembatan yang rusak serta sering dilalui warga seperti jembatan pada Dusun Darussalam yang sering menelan korban.
Menurutnya, akibat belum tersedianya drainase, puluhan rumah dan kedai milik masyarakat sekitar rawan banjir. Kondisi itu akan berlangsung berhari-hari yang juga berimbas atau berdampak pada perekonomian masyarakat setempat. Sementara ruas jalan dan jembatan yang menghubungkan sejumlah desa dengan ibu kota pusat kecamatan merupakan urat nadi dan ransportasi masyarakat untuk mendistribusikan berbagai hasil dan potensi alam, seperti kelapa sawit, coklat, padi, pinang, karet maupun lainnya.
Ruas jalan atau jembatan yang kondisinya rusak serta hancur-hancuran terdapat pada desa Mata Ie, Paya Palas, Punti Payong, Seumali, maupun Tanjung Tani, padahal desa-desa tersebut merupakan sentra dan zona pertanian baik untuk Ranto Peureulak maupun Aceh Timur. Akibatnya, warga menilai Pemkab telah menganaktirikan mereka serta.
Mereka berharap adanya perhatian Pemkab untuk memperbaiki serta memperhatikan berbagai kekurangan atau membangun berbagai sarana dan prasarana di kecamatan itu. Apalagi Ranto Peureulak merupakan sentra pertanian.(na)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar