Mon, Feb 21st 2011, 08:45
Dewan Desak Pemprov Tangani Longsor Teumpheun
IDI - Anggota DPRK Aceh Timur dari dari Partai Aceh (PA), Mansur Abubakar, kembali mendesak pemerintah Provinsi Aceh untuk segera menangani longsor di ujung kepala jembatan Teumpheun, Kecamatan Peureulak Barat, yang telah menewaskan dua warga dalam sebuah kecelakaan lalu lintas akibat mengelak lubang tersebut, Minggu (13/2) lalu.
“Harus ada solusi yang tepat untuk pembangunan lintas Peureulak-Lokop di Teumpheun. Sebab, longsor ini telah menelan korban jiwa. Gubernur sejatinya harus bisa merespon tragedi ini, sebagai sebuah peringatan, apalagi sudah ada ancaman dari warga yang akan memblokir jalan,” tegas Mansur kepada Serambi, Minggu (20/2).
Dia menilai, ancaman blokir jalan lintas Peureulak-Lokop yang disampaikan warga bukan tidak beralasan, dan itu merupakan akumulasi kekecewaan karena selama ini telah lama ditelantarkan sehingga abrasi tebing alur di ujung kepala jembatan Teumpheun tak kunjung ditangani. “Jangan menunggu ketika rakyat mengamuk, baru pembangunan dilakukan,” ujarnya.
Mansur juga menyerukan, supaya Pemprov Aceh bisa memprioritaskan pembangunan longsor lintas Peureulak- Lokop itu, karena ruas jalan tersebut menjadi urat nadi perekonomian warga dari Kecamatan Ranto Peureulak, Peureulak Barat, Peunarun, dan Lokop.
“Banyak sekali solusi sebenarnya yang bisa dilakukan. Artinya penanganan bisa melalui jalur Badan Penanggulangan Bencana Provinsi (BNPP) atau melalui dinas pengairan. Sekali lagi kami minta pemerintah supaya mempercepat penanganan ini,” ujar Mansur, anggota dewan asal pemilihan DP IV itu.
Sebelumnya diberitakan, warga mengancam akan memblokir jalan lintas Peureulak-Lokop, Aceh Timur, jika longsor badan jalan pada ujung jembatan Teumpheun, Peureulak Barat, yang telah memakan dua korban jiwa dalam suatu peristiwa laka lantas, Minggu (13/2) lalu, belum ditangani pemerintah. Ancaman tersebut disampaikan warga menyusul belum ditangani longsoran badan jalan meski telah mengakibatkan dua nyawa melayang. Pemerintah Aceh juga dinilai tidak peka dengan kondisi jalan provinsi itu.(is)
“Harus ada solusi yang tepat untuk pembangunan lintas Peureulak-Lokop di Teumpheun. Sebab, longsor ini telah menelan korban jiwa. Gubernur sejatinya harus bisa merespon tragedi ini, sebagai sebuah peringatan, apalagi sudah ada ancaman dari warga yang akan memblokir jalan,” tegas Mansur kepada Serambi, Minggu (20/2).
Dia menilai, ancaman blokir jalan lintas Peureulak-Lokop yang disampaikan warga bukan tidak beralasan, dan itu merupakan akumulasi kekecewaan karena selama ini telah lama ditelantarkan sehingga abrasi tebing alur di ujung kepala jembatan Teumpheun tak kunjung ditangani. “Jangan menunggu ketika rakyat mengamuk, baru pembangunan dilakukan,” ujarnya.
Mansur juga menyerukan, supaya Pemprov Aceh bisa memprioritaskan pembangunan longsor lintas Peureulak- Lokop itu, karena ruas jalan tersebut menjadi urat nadi perekonomian warga dari Kecamatan Ranto Peureulak, Peureulak Barat, Peunarun, dan Lokop.
“Banyak sekali solusi sebenarnya yang bisa dilakukan. Artinya penanganan bisa melalui jalur Badan Penanggulangan Bencana Provinsi (BNPP) atau melalui dinas pengairan. Sekali lagi kami minta pemerintah supaya mempercepat penanganan ini,” ujar Mansur, anggota dewan asal pemilihan DP IV itu.
Sebelumnya diberitakan, warga mengancam akan memblokir jalan lintas Peureulak-Lokop, Aceh Timur, jika longsor badan jalan pada ujung jembatan Teumpheun, Peureulak Barat, yang telah memakan dua korban jiwa dalam suatu peristiwa laka lantas, Minggu (13/2) lalu, belum ditangani pemerintah. Ancaman tersebut disampaikan warga menyusul belum ditangani longsoran badan jalan meski telah mengakibatkan dua nyawa melayang. Pemerintah Aceh juga dinilai tidak peka dengan kondisi jalan provinsi itu.(is)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar