* Perlancar Transportasi Pulo Blang-Paya Meuligoe
Wed, Mar 16th 2011, 09:12
PEUREULAK - Warga yang bermukim di dua kecamatan, yakni Kecamatan Peureulak Kota dan Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, meminta pemerintah segera membangun jembatan gantung yang menghubungkan Desa Pulo Blang (Ranto Peureulak) dan Paya Meuligoe (Peureulak Kota) untuk memudahkan transportasi warga dari sejumlah desa di sana untuk mengangkut hasil alamnya.
Keterangan yang diperoleh Serambi, Selasa (15/3), sebelumnya sudah ada jembatan gantung antara Desa Pulo Blang dan Desa Paya Meuligoe. Namun, saat kecamuk konflik, jembatan yang menjadi urat nadi bagi warga tersebut, dibongkar oleh orang yang tidak bertanggungjawab.
Kini, yang ada hanya beton peyangga kawat di dua sisi sungai antara Pulo Blang dan Paya Meuligoe. Selama ini, warga yang ingin menyeberang terpaksa menggunakan sampan untuk berbagai keperluan dengan resiko yang sangat besar, apalagi saat air pasang.
Dalam surat permohonan yang diteken Keuchik Paya Meuligoe Ismail Yusuf, diketahui Camat Peureulak Kota Yasuddin, dan surat lainnya yang diteken Keuchik Pulo Blang M Yatim serta diketahui Camat Ranto Peureulak Drs Zulbahri, disebutkan bahwa jembatan gantung tersebut sangat dibutuhkan warga sejumlah desa. Kedua surat tersebut diperlihatkan oleh tokoh KPA Peureulak Usman Husein alias Usman Panyang kepada Serambi, kemarin.
Menurut Usman, jembatan gantung tersebut sangat dibutuhkan oleh warga Paya Meuligoe, Paya Kalui, Bandrong, Blang Seuneubok, Lhok Paya, dan Paya Gajah Alue Dua (Kecamatan Peureulak Kota). Selain itu, warga Desa Paya Unoe, Pulo Blang, Seuneubok Johan, Blang Barom, Seunebok Baro, Seuleumak Muda, dan Seuneubok Dalam.
Warga, kata Usman, sangat berharap adanya kepedulian pihak provinsi untuk membangun jembatan gantung yang dirusak akibat konflik. Apalagi dengan adanya jembatan tersebut akan memperpendek rentang transportasi warga yang hendak ke pusat kota Peureulak dan ke Ranto Peureulak. “Kalau ada jembatan gantung, warga yang bermukim di wilayah satu Seuneubok Baro hanya beberapa menit saat saja bisa tembus ke Peureulak,” ungkapnya.
Beberapa waktu lalu juga diberitakan, kendati telah rusak sejak tahun 2003 silam, namun jembatan gantung yang menghubungkan Kecamatan Peureulak Kota dan Ranto Peureulak, tidak pernah dibangun kembali. Kini ratusan siswa asal tiga desa, Blang Simpo, Lubok Pempeng, dan Cekmbon, Kecamatan Peureulak Kota, Aceh Timur, terpaksa naik sampan untuk pergi ke sekolah mereka yang terletak seberang sungai dalam Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur.(is)
Keterangan yang diperoleh Serambi, Selasa (15/3), sebelumnya sudah ada jembatan gantung antara Desa Pulo Blang dan Desa Paya Meuligoe. Namun, saat kecamuk konflik, jembatan yang menjadi urat nadi bagi warga tersebut, dibongkar oleh orang yang tidak bertanggungjawab.
Kini, yang ada hanya beton peyangga kawat di dua sisi sungai antara Pulo Blang dan Paya Meuligoe. Selama ini, warga yang ingin menyeberang terpaksa menggunakan sampan untuk berbagai keperluan dengan resiko yang sangat besar, apalagi saat air pasang.
Dalam surat permohonan yang diteken Keuchik Paya Meuligoe Ismail Yusuf, diketahui Camat Peureulak Kota Yasuddin, dan surat lainnya yang diteken Keuchik Pulo Blang M Yatim serta diketahui Camat Ranto Peureulak Drs Zulbahri, disebutkan bahwa jembatan gantung tersebut sangat dibutuhkan warga sejumlah desa. Kedua surat tersebut diperlihatkan oleh tokoh KPA Peureulak Usman Husein alias Usman Panyang kepada Serambi, kemarin.
Menurut Usman, jembatan gantung tersebut sangat dibutuhkan oleh warga Paya Meuligoe, Paya Kalui, Bandrong, Blang Seuneubok, Lhok Paya, dan Paya Gajah Alue Dua (Kecamatan Peureulak Kota). Selain itu, warga Desa Paya Unoe, Pulo Blang, Seuneubok Johan, Blang Barom, Seunebok Baro, Seuleumak Muda, dan Seuneubok Dalam.
Warga, kata Usman, sangat berharap adanya kepedulian pihak provinsi untuk membangun jembatan gantung yang dirusak akibat konflik. Apalagi dengan adanya jembatan tersebut akan memperpendek rentang transportasi warga yang hendak ke pusat kota Peureulak dan ke Ranto Peureulak. “Kalau ada jembatan gantung, warga yang bermukim di wilayah satu Seuneubok Baro hanya beberapa menit saat saja bisa tembus ke Peureulak,” ungkapnya.
Beberapa waktu lalu juga diberitakan, kendati telah rusak sejak tahun 2003 silam, namun jembatan gantung yang menghubungkan Kecamatan Peureulak Kota dan Ranto Peureulak, tidak pernah dibangun kembali. Kini ratusan siswa asal tiga desa, Blang Simpo, Lubok Pempeng, dan Cekmbon, Kecamatan Peureulak Kota, Aceh Timur, terpaksa naik sampan untuk pergi ke sekolah mereka yang terletak seberang sungai dalam Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur.(is)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar