Letusan Senpi di Lokasi Pacific Oil Kagetkan Warga
* Diduga Ditembakkan OTK
PEUREULAK — Rentetan letusan senjata api di staging (lokasi penempatan besi dan pipa) milik Pacific Oil & Gas di Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, terjadi Kamis (6/1) sekira pukul 00.30 WIB. Peristiwa itu mengejutkan ratusan warga sekitar.
Sejumlah saksi mendengar rentetan senjata api (senpi) membahana sekitar sembilan kali pada Kamis dini hari itu. Namun, tak ada korban jiwa maupun yang cedera dalam peristiwa tersebut. Polisi setempat masih menyelidiki kasus yang pelakunya diduga orang tak dikenal (OTK).
Sumber Serambi, Minggu (9/1) menyebutkan, ketenangan warga Ranto Peureulak tiba-tiba terusik oleh letusan senpi yang menggelegar selepas tengah malam. Tembakan tersebut diduga diarahkan ke lokasi staging Pacific Oil & Gas (POG).
Disebut-sebut, pelaku yang belum diketahui identitasnya itu berjalan kaki ke sebuah bukit yang selama ini dijuluki “Bukit Kopassus”. Lokasinya, di perbatasan Mata Ie dan Benteng, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur. Dari sanalah tembakan dilepaskan. Setelah itu, pelaku melarikan diri, lalu menghilang di balik kegelapan malam.
“Letusan senjata api itu membuat warga sangat terkejut. Saya sendiri ikut kaget, karena sudah lama sejak Aceh damai gangguan seperti itu tak lagi terdengar,” ungkap sumber Serambi.
Kapolres Aceh Timur, AKBP Drs Ridwan Usman yang dikonfirmasi via telepon selulernya, Sabtu (8/1) sore, tidak berhasil. Namun demikian, malam harinya saat menghubungi balik Serambi, ia benarkan bahwa memang ada informasi yang masuk kepadanya tentang letusan senpi di kawasan Ranto Peureulak.
“Dari laporan yang kita terima tidak ada korban sama sekali. Pelakunya juga belum jelas. Sedang kita selidiki,” ungkap Ridwan Usman. Terkait masalah tersebut, Serambi yang coba menghubungi nomor telepon seluler dua staf POG, yakni Ibrahim Yusuf dan Wiji, tidak tersambung. Konfirmasi via sms juga tak dibalas sampai berita ini diturunkan tadi malam.
Seperti diketahui, sumur-sumur minyak peninggalan Asamera Oil Ltd sedang dikelola dan akan dieksploitasi oleh Pacific Oil & Gas. POG adalah salah satu perusahaan multinasional yang bergerak dalam pengembangan energi. Saat ini POG yang berpusat di Jakarta telah mengeksploitasi Blok Jambi, Merang di Sumsel, serta menjadi operator di Blok Peureulak dan Kisaran, Sumatera Utara.
Sekarang ini ada tiga blok migas di Aceh Timur. Blok A dikuasai melalui Production Sharing Contract (PSC) oleh Medco Energi, Blok Pase dikuasai ExxonMobil, dan Blok Peureulak diikuasai melalui Kerja Sama Operasi (KSO) oleh Pacific Oil & Gas dan Pertamina.
Sejumlah saksi mendengar rentetan senjata api (senpi) membahana sekitar sembilan kali pada Kamis dini hari itu. Namun, tak ada korban jiwa maupun yang cedera dalam peristiwa tersebut. Polisi setempat masih menyelidiki kasus yang pelakunya diduga orang tak dikenal (OTK).
Sumber Serambi, Minggu (9/1) menyebutkan, ketenangan warga Ranto Peureulak tiba-tiba terusik oleh letusan senpi yang menggelegar selepas tengah malam. Tembakan tersebut diduga diarahkan ke lokasi staging Pacific Oil & Gas (POG).
Disebut-sebut, pelaku yang belum diketahui identitasnya itu berjalan kaki ke sebuah bukit yang selama ini dijuluki “Bukit Kopassus”. Lokasinya, di perbatasan Mata Ie dan Benteng, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur. Dari sanalah tembakan dilepaskan. Setelah itu, pelaku melarikan diri, lalu menghilang di balik kegelapan malam.
“Letusan senjata api itu membuat warga sangat terkejut. Saya sendiri ikut kaget, karena sudah lama sejak Aceh damai gangguan seperti itu tak lagi terdengar,” ungkap sumber Serambi.
Kapolres Aceh Timur, AKBP Drs Ridwan Usman yang dikonfirmasi via telepon selulernya, Sabtu (8/1) sore, tidak berhasil. Namun demikian, malam harinya saat menghubungi balik Serambi, ia benarkan bahwa memang ada informasi yang masuk kepadanya tentang letusan senpi di kawasan Ranto Peureulak.
“Dari laporan yang kita terima tidak ada korban sama sekali. Pelakunya juga belum jelas. Sedang kita selidiki,” ungkap Ridwan Usman. Terkait masalah tersebut, Serambi yang coba menghubungi nomor telepon seluler dua staf POG, yakni Ibrahim Yusuf dan Wiji, tidak tersambung. Konfirmasi via sms juga tak dibalas sampai berita ini diturunkan tadi malam.
Seperti diketahui, sumur-sumur minyak peninggalan Asamera Oil Ltd sedang dikelola dan akan dieksploitasi oleh Pacific Oil & Gas. POG adalah salah satu perusahaan multinasional yang bergerak dalam pengembangan energi. Saat ini POG yang berpusat di Jakarta telah mengeksploitasi Blok Jambi, Merang di Sumsel, serta menjadi operator di Blok Peureulak dan Kisaran, Sumatera Utara.
Sekarang ini ada tiga blok migas di Aceh Timur. Blok A dikuasai melalui Production Sharing Contract (PSC) oleh Medco Energi, Blok Pase dikuasai ExxonMobil, dan Blok Peureulak diikuasai melalui Kerja Sama Operasi (KSO) oleh Pacific Oil & Gas dan Pertamina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar