Thu, Jan 27th 2011, 08:43
Sejumlah Desa di Ranto Peureulak Krisis Air Bersih
* Warga Terpaksa Gunakan Air Keruh
IDI - Sejumlah desa di Kemukiman Satu, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, dilanda krisis air bersih yang menahun, akibat tidaknya adanya jaringan PDAM di kawasan tersebut. Guna memenuhi kebutuhan air untuk memasak dan minum, warga terpaksa membeli air yang diangkut dengan jeriken. Sementara untuk mandi dan cuci terpaksa digunakan air sungai atau air sumur yang keruh.
Tokoh masyarakat Seuneubok Baro, Kecamatan Ranto Peureulak, Abdul Manaf alias Aji Manaf (43), Rabu (26/1), menceritakan, kondisi seperti ini sudah berlangsung puluhan tahun. Bahkan, untuk air cuci tangan saja susah diperoleh, apalagi untuk mandi.
Adapun desa yang dilanda krisis air bersih, kata Aji Manaf, di antaranya Desa Seuneubok Johan, Pulo Blang, Paya Unoe, Seleumak Muda, Blang Barom, Seuneubok Dalam, dan Seuneubok Baro.
Ia menjelaskan, sejumlah ibu rumah tangga yang hendak memasak atau untuk keperluan air minum terpaksa membeli air jeriken yang diangkut warga lainnya dengan sepeda dan becak. Air bersih ini diambil dari sumur warga di kawasan Blang Barom.
Untuk mandi, terang Aji, warga terpaksa menggunakan sumber air yang keruh, termasuk memanfaatkan sumur yang ada di dekat sawah desa, yang airnya terserap dari areal sawah warga. Sementara sumur-sumur warga yang sebelumnya memproduksi air bersih kini kualitasnya sangat buruk.
Ia menambahkan, untuk warga yang bermukim dekat sungai seperti Desa Pulo Blang agak sedikit lega, meski untuk minum tidak bisa mendapatkan air bersih sesuai standar. Namun untuk mandi warga menggandalkan air sungai.
Seharusnya, sebutnya, pemerintah bisa membangun mesin pembangkit air PDAM di sana, mengingat mengingat di sana juga ada sungai yang membentang di Desa Pulo Blang dan Paya Unoe. “Atau instalasi yang ada di Rantau Panjang dialiri ke sejumlah desa di kawasan ini. Jika bukan sekarang membuat warga sejahtera kapan lagi, apa harus menunggu konflik lagi,” harapnya.
Sementara Kepala PDAM Tirta Peusada Ranto Peureulak, Aiyub SE, yang dihubungi secara terpisah mengatakan, krisis air bersih di Wilayah Satu, Kecamatan Ranto Peureulak, karena belum adanya jaringan PDAM ke wilayah tersebut. “Kami hanya mengerjakan di lapangan. Soal kebijakan ada di Pemda, jika ada dana dari Pemda, maka kami akan memasang jaringan,” kata Aiyub.
Namun, kata dia, berdasarkan informasi yang diterima pihaknya sekitar bulan April 2011 petugas dari provinsi akan turun ke wilayah itu. direncanakan bakal ada perluasan jaringan PDAM sekitar 13 kilo meter, yang meliputi Seumali, Kampung Melayu, dan kemungkinan besar masuk ke Wilayah Satu Seuneubok Baro.(is)
Tokoh masyarakat Seuneubok Baro, Kecamatan Ranto Peureulak, Abdul Manaf alias Aji Manaf (43), Rabu (26/1), menceritakan, kondisi seperti ini sudah berlangsung puluhan tahun. Bahkan, untuk air cuci tangan saja susah diperoleh, apalagi untuk mandi.
Adapun desa yang dilanda krisis air bersih, kata Aji Manaf, di antaranya Desa Seuneubok Johan, Pulo Blang, Paya Unoe, Seleumak Muda, Blang Barom, Seuneubok Dalam, dan Seuneubok Baro.
Ia menjelaskan, sejumlah ibu rumah tangga yang hendak memasak atau untuk keperluan air minum terpaksa membeli air jeriken yang diangkut warga lainnya dengan sepeda dan becak. Air bersih ini diambil dari sumur warga di kawasan Blang Barom.
Untuk mandi, terang Aji, warga terpaksa menggunakan sumber air yang keruh, termasuk memanfaatkan sumur yang ada di dekat sawah desa, yang airnya terserap dari areal sawah warga. Sementara sumur-sumur warga yang sebelumnya memproduksi air bersih kini kualitasnya sangat buruk.
Ia menambahkan, untuk warga yang bermukim dekat sungai seperti Desa Pulo Blang agak sedikit lega, meski untuk minum tidak bisa mendapatkan air bersih sesuai standar. Namun untuk mandi warga menggandalkan air sungai.
Seharusnya, sebutnya, pemerintah bisa membangun mesin pembangkit air PDAM di sana, mengingat mengingat di sana juga ada sungai yang membentang di Desa Pulo Blang dan Paya Unoe. “Atau instalasi yang ada di Rantau Panjang dialiri ke sejumlah desa di kawasan ini. Jika bukan sekarang membuat warga sejahtera kapan lagi, apa harus menunggu konflik lagi,” harapnya.
Sementara Kepala PDAM Tirta Peusada Ranto Peureulak, Aiyub SE, yang dihubungi secara terpisah mengatakan, krisis air bersih di Wilayah Satu, Kecamatan Ranto Peureulak, karena belum adanya jaringan PDAM ke wilayah tersebut. “Kami hanya mengerjakan di lapangan. Soal kebijakan ada di Pemda, jika ada dana dari Pemda, maka kami akan memasang jaringan,” kata Aiyub.
Namun, kata dia, berdasarkan informasi yang diterima pihaknya sekitar bulan April 2011 petugas dari provinsi akan turun ke wilayah itu. direncanakan bakal ada perluasan jaringan PDAM sekitar 13 kilo meter, yang meliputi Seumali, Kampung Melayu, dan kemungkinan besar masuk ke Wilayah Satu Seuneubok Baro.(is)