BANDA ACEH - PT Medco Energi Internasional Tbk melalui anak perusahaannya PT Medco E&P Malaka yang telah berhasil menemukan gas pada sumur eksplorasi Matang-1 Blok A PSC, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh, menegaskan komitmen investasi jangka panjangnya. Hal ini sejalan dengan program Pemerintah Aceh yang dalam beberapa tahun terakhir kian menggencarkan upaya menarik investor baru dari luar negeri.
Gubernur Aceh, Zaini Abdullah menerima kunjungan Direktur Utama PT Medco E&P Indonesia, Frila Berlini Yaman dan perwakilan KrisEnergy Ltd, Kusmutarto Basuki serta perwakilan Premier Oil, Amri Siahaan dan Sanjeev Bansal, di Meuligoe Aceh, Banda Aceh, Senin (25/8).
Direktur Utama PT Medco E&P Indonesia, Frila Berlini Yaman dalam pertemuan tersebut menegaskan komitmen persero itu untuk melanjutkan investasi mengelola Blok-A PSC di Aceh Timur.
“Produksi gas sudah ada dan sudah disertifikasi oleh para ahli dan sudah disetujui (approval) bahwa memang ada dan cukup untuk bisa memberikan suplai gas ke PT PIM dan PLN,” kata Frila.
Pihaknya juga berharap, agar bisa segera melaksanakan proyek tersebut. Sekaligus segera beroperasi di Aceh setelah sumur eksplorasi yang sukses pada tahun lalu.
Dalam pertemuan itu Frila juga memperkenalkan rekanan baru yang akan membantu PT Medco E&P dalam mengeksplorasi gas yang ada di Blok A Aceh Timur, yaitu KrisEnergy Ltd yang nantinya menggantikan Premier Oil.
Frila juga melaporkan perkembangan terkini seputar pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Idi, yang keseluruhan pembangunannya bersumber dari PT Medco E&P. “Kami akan monitor dan awasi langsung pembangunan RSUD Idi, karena sudah menjadi komitmen kami sejak awal. Kami juga telah berjanji kepada pemerintah daerah di penghujung tahun 2015 proyek ini akan selesai,” terang Frila.
Gubernur Aceh, Zaini Abdullah mengatakan, Pemerintah Aceh menyambut baik keinginan PT Medco untuk mempercepat operasi di Blok A, guna mengejar ketertinggalan selama tujuh tahun beroperasi.
Ia juga menyampaikan rasa prihatin perjanjian jual-beli gas antara PT Medco E&P dengan PT PIM dan PLN hingga saat ini belum ditandatangani, sehingga hingga hari ini belum diketahui kapan Blok A dapat beroperasi.
Masuknya KrisEnergy sebagai pengendali baru dalam kontrak kerjasama, Zaini menyatakan persetujuannya. “Kami berharap dengan masuknya KrisEnergy maka rencana produksi Blok A pada 2017 tidak bergeser lagi. Masuknya KrisEnergy membuktikan bahwa iklim investasi di Aceh kondusif,” sebutnya.(avi)
Sumber : http://aceh.tribunnews.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar