Senin, 28 Maret 2011

Tiang Listrik Tumbang, Tiga Kecamatan Gelap Gulita

Mon, Mar 28th 2011, 08:33
RANTO PEUREULAK - Tiga Kecamatan di Aceh Timur, yakni Kecamatan Ranto Peureulak, Kecamatan Lokop, dan sebagian Kecamatan Peureulak Barat, Sabtu (26/3) gelap gulita selama 5 jam, mulai dari pukul 15.00 WIB-20.00 WIB, karena listrik padam akibat tiang PLN tumbang dihantam angin kencang di kawasan Paya Biek, Peureulak Barat. Selain itu, batang pohon bambu juga tumbang menimpa jaringan listrik di kawasan Lokop. 

Amatan Serambi, akibat padamnya listrik yang disebabkan karena gangguan alam tersebut, masyarakat di tiga kecamatan itu terpaksa melaksanakan aktifitas menggunakan lilin dan lampu teplok, termasuk saat melaksanakan shalat maghrib berjemaah. Di Masjid Nurul Huda, Desa Seuneubok Baro, Kecamatan Ranto Peureulak, misalnya, jemaah hanya menyalakan satu lilin untuk penerang. Sementara di sepanjang jalan penghubung tiga kecamatan itu, juga gelap gulita.

Di kawasan Teumpheun dan Paya Biek, Kecamatan Peureulak Barat, warga yang nongkrong di kios-kios desa hanya diterangi lampu teplok dan lilin. Menurut Mukhtar M Zein, salah seorang warga Seuneubok Baro, padamnya listrik sangat menganggu kegiatan warga, apalagi bagi mereka yang berjualan di kedai- kedai, seperti jualan es dan minuman kaleng. 

Kordinator PLN untuk Ranto Peureulak, Hendri, yang ditanyai seputar padamnya listrik tersebut mengatakan, padamnya listrik itu akibat gangguang jaringan di wilayah kerja PLN Peureulak. Meski demikian, ia juga melaporkan akibat angin kencang, pohon bambu menimpa jaringan PLN untuk jaringan ke Lokop. “Sehingga arus ke wilayah itu sudah kita blokir untuk sementara waktu,” kata Hendri yang dihubungi Sabtu (26/3) menjelang maghrib.(is)

Nomor HP Perwira Polisi Dipublikasikan

Mon, Mar 28th 2011, 08:21

Memudahkan Warga Melapor

Aceh Timur

PEUDAWA — Nomor handphone (HP) pejabat di jajaran Polres Aceh Timur dan Polres Langsa dipublikasikan kepada masyarakat. Hal itu dilakukan guna memudahkan masyarakat melaporkan setiap tindak kriminal, termasuk melaporkan bila ada tindakan personel polisi yang nakal. 

“Ini bentuk nyata bahwa kita terbuka dengan masyarakat. Jadi, silahkan saja masyarakat melapor melalui nomor HP yang kita umumkan, ini dalam rangka penguatan tugas-tugas Polri,” kata Kapolres Aceh Timur, AKBP Drs Ridwan Usman, Minggu (27/3).

Kapolres menyebutkan, polisi tidak mungkin bisa bekerja bila tidak mendapat dukungan masyarakat, khususnya menyangkut dengan kamtibmas. Maka, pihaknya menganggap penting untuk memberikan nomor kontak telepon para pejabat Polres agar masyarakat bisa langsung melaporkan tindakan kriminal atau sesuatu yang mencurigakan di tengah- tengah masyarakat.

Adapun nomor yang dipublikasikan itu antara lain, AKBP Drs Ridwan Usman 08116708686, Kasat Reskrim AKP Priyo Utomo 0813399740488, Kasat Intel Iptu Ananda Fauzi Harahap 081377128326, Kasat Lantas Iptu Hangga Utama 081269000944, Kasat Narkoba Iptu Agus Sunandar 085277476499, Kapolsek Idi Rayeuk AKP Nurdin Z 081397525344, Kapolsek Peureulak Kota Iptu Samsuar AM 081360620029, dan Kapolsek Julok AKP Bachrumsyah 085277419154. “Kalau Kapolsek mungkin cukup tiga saja, karena itu Polsek inti,” demikian Ridwan Usman.

Jajaran Polres Langsa
Sementara itu, Kapolres Langsa, AKBP Drs Yosi Muahamartha kepada Serambi, Minggu (27/3) mengatakan, langkah mempublikasikan nomor HP para pejabat di jajaran Polres Langsa, dilakukan untuk meningkatkan kerjasama dengan masyarakat. Berikut nomor HP para pejabat di jajaran Polres Langsa, Mako Polres 0641-2110, Pos Lantas 0641-21026, Kapolres Langsa, AKBP Drs Yosi Muhamartha 081377220099, Wakapolres 081360605073, Kabag Ops 0811671370, Kasat Intelkam 081346203633, Kasat Reskrim 082142133333, Kasat Sabara 081316556952, Kasat Lantas 085296967322, Kasat Narkoba 085262227119, Kasubag Binmas 081376428678.

Kapolsek Manyak Payed 085262538655, Kapolsek Langsa Timur 081269620088, Kapolsek Langsa Kota 085276117272, Kapolsek Langsa Barat 085261034216, Kapolsek Rantau Seulamat 081360913409, Kapolsek Sungai Raya 085276126111, SMS Centre 085224485555, Kasi Propam 085277771975, Kassubag Humas 085260730191.

“Kita minta masyarakat, apabila memerlukan bantuan atau pelayanan polisi, segara menghubungi nomor HP tersebut. Kami memang belum sempurna, tetapi kami selalu berusaha untuk menyempurnakan,”demikian Kapores Langsa.(is/c42)

Petani Ranto Peureulak Panen Perdana

Ranto Peureulak - Para petani di Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, melakukan panen padi perdana. Kegiatan itu dilakukan di Desa Paya Unoe, Rabu (23/3), dengan dihadiri unsur Muspika serta anggota DPRK dari kabupaten setempat.


Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikulutura, Ir Marwi Umar MM, didampingi Kepala Bidang Produksi Sugiharto mengatakan, pelaksanaan panen perdan tersebut merupakan bantuan langsung benih unggul (BLBU) SL-PTT untuk tahun 2010, dimana untuk Desa Paya Unoe terdapat dua kelompok tani dengan luas lahan sekitar 50 hektare. 

Selain itu pihaknya juga telah menyalurkan dan memberikan bantuan lainnya berupa pupuk maupun pengembangan padi hibrida. “Panen yang kita lakukan saat ini, yakni jenis padi hibrida varietas DG I yang berasal dari India dengan jumlah hasil panen mencapai 8,2 ton per hektare. Hasil ini pada masa mendatang dapat lebih kita tingkatkan menjadi 10 ton per hekternya,” ungkapnya.

Menurutnya, saat ini Aceh Timur memiliki luas lahan 34.061 hektare dengan luas tanam 43.684 hektare, sementara luas panen berkisar 41.500 dengan produksi 207.499 ton. Kebutuhan benih mencapai 1.747 ton. “Kebutuhan benih padi mencapai 40 kilogram per hektare dengan konsumsi per kapita dalam setahun mencapai 120 kilogram, dimana rata-rata produksi mencapai 5,0 ton,” tambahnya.

Sementara itu, Rusli Ketua Kelompok Tani Sejahtera I mengatakan, pihaknya terus dan giat bekerja sama serta berkoordinasi dengan bebagai pihak, terutama mantri tani. Di lain sisi, pihaknya juga berterima kasih pada dinas terkait atas bantuan dan perhatian yang telah diberikan selama ini, ujar Rusli.(na)

Genangan Simpang Kampung Beusa belum Ditangani

Aceh Timur - Genangan air di Simpang Tiga Kampung Beusa, Kecamatan Peureulak Barat, Aceh Timur, menuju ke arah Kecamatan Ranto Peureulak, yang sudah menahun, sampai saat ini belum ditangani oleh pihak terkait. 


Amatan Serambi, Senin (21/3), ruas jalan yang tergenang terdapat ke arah menuju Ranto Peureulak. Genangan yang paling parah terdapat di kedua sisi badan jalan provinsi itu. Kata Syarkawi, salah seorang pedagang, genangan air terjadi setiap musim hujan tiba. Air hujan tidak dapat mengalir lantaran tidak adanya parit jalan.

Bahkan, kata dia, bila ada sepeda motor atau kendaraan roda empat yang lewat, sering air genangan dapat terpercik kepada pelintas lainnya. “Kami sangat mengharapkan agar Pemkab Aceh Timur, segera mengatasi masalah kerusakan jalan tersebut,” pinta Syarkawi.

Minggu, 20 Maret 2011

POG Diminta Transparan Terhadap Rekanan Lokal

Sat, Mar 19th 2011, 09:19
LANGSA - Perusahaan multinasional yang bergerak dalam bidang pengembangan energi Pasific Oil & Gas (POG) yang sedang melakukan eksploitasi minyak di Blok Peureulak, Aceh Timur, diminta transparan terhadap rekanan lokal. “Pengusaha lokal sangat sulit berurusan dengan pejabat POG yang berada di Ranto Peureulak. Mereka selalu mengatakan bahwa semua urusan di Jakarta. Seharusnya ada perwakilan kantor ditempatkan di Aceh Timur,”kata Ketua Asosiasi Kontraktor Aceh (AKA) Aceh Timur, Abdul Hadi Abidin, Kamis (17/3). 

Menurut Abdul Hadi, sampai sejauh ini POG juga belum melakukan sosialisasi sistem pelelengan online kepada rekanan lokal yang diterapkan perusahaan tersebut. Kondisi tersebut, kata Abdul Hadi belum ada niat baik dari perusahaan minyak itu untuk memberdayakan perusahaan lokal. Untuk itu, Abdul Hadi atas nama pengusaha lokal mengharapkan perusahaan yang berkantor di Jakarta tersebut, bisa memperhatikan dan memberdayakan perusahaan/pengusaha lokal. 

Service Support Superintendent POG dalam kegiatan KSO Pertamina, Ibrahim Yusuf, yang dikonfirmasi via telepon selulernya, Kamis (17/3) petang mengatakan, pihaknya akan selalu terbuka dan transparan. Meski begitu, ia mengakui jika selama ini  untuk lelang barang dan jasa semua di bawah sistem Jakarta. Pihaknya juga akan melakukan sosialisasi seperti  yang pernah dilakukan di Hotel Kartika Langsa setahun silam. “Ini sedang di susun, sekarang kita prioritaskan di ring lokal. Untuk pekerjaan  yang telah ditender adalah pembuatan lokasi sumur pemboran, jembatan, jalan. Saat ini, untuk perkerasan staging area, pengadaan mobil tangki, gredel dikerjakan Putera Mandiri yang juga perusahaan lokal,” demikian Ibrahim Yusuf.(is)

Mobil Terperosok di Jembatan Seuneubok Johan

Sun, Mar 20th 2011, 08:45
RANTO PEUREULAK — Satu unit mobil pikap, Suzuki Carry, milik pedagang lemari keliling BK 8302 PI, Jumat (18/3) kembali terperosok di jembatan rusak Desa Seuneubok Johan, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur. Sebelumnya satu unit mobil sedan Toyota Great Corolla juga terperosok di lokasi itu pada 1 Juni 2010 lalu. 

Mobil Carry pedagang lemari keliling tersebut, sebelum terperosok baru saja pulang dari Desa Pulo Blang untuk memasarkan dagangan lemari. Ketika melintas di atas jembatan Seuneubok Johan yang panjangnya sekitar 20 meter itu langsung terperosok, karena alas jembatan dari kayu itu telah lapuk. Untung saja, kata Ilyas warga setempat, mobil tidak sempat jatuh ke dalam alur.

Ilyas berharap pemerintah segera membangun dua unit jembatan di Desa Seuneubok Johan yang kondisinya memang sangat memprihatinkan.”Seharusnya pemerintah membangun kedua jembatan yang telah uzur tersebut, raus transportasi ke kawasan pedalaman itu menjadi lancar,”kata Muhammad Ilyas.(is)

Sabtu, 19 Maret 2011

Pertamina Diminta Hibahkan Aset di Ranto Peureulak

Ranto Peureulak - Sebanyak 81 warga Desa Pertamina dan Desa Buket Pala, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, meminta PT Pertamina (Persero) untuk dapat menghibahkan aset berupa rumah dan tanah di kawasan tersebut kepada masyarakat. Surat permohonan hibah tersebut diantarkan oleh anggota DPRK Aceh Timur Muslim A Gani ke Kantor Pusat PT Pertamina di Jakarta yang diterima oleh Manager Humas Agus Aperianto beberapa waktu lalu. 

Dalam salinan surat permohonan hibah yang diterima Serambi, Rabu (16/3), sebanyak 44 warga yang menempati rumah dan tanah milik PT Pertamina di Desa Pertamina, plus 37 warga yang menempati rumah dan tanah milik PT Pertamina di Desa Buket Pala, menyatakan bahwa mereka telah menempatinya rumah tersebut selama 15 tahun, dan telah direnovasi.

“Karena itu, sebanyak 81 warga meminta kepada Presiden Direktur & CEO PT Pertamina (Persero) agar menghibahkan aset yang berada di Ranto Peureulak,” kata Muslim A Gani. 

Muslim mengatakan, dari hasil pembicaraan pihaknya dengan Manager Humas PT Pertamina Agus Amperianto, kemungkinan dihibahkan aset yang di Ranto Peureulak tersebut bakal disetujui, karena aset di sana memang tidak terpakai. “Sementara masyarakat yang mendiami rumah tersebut juga tidak akan rela jika diambil oleh pihak ketiga (kontraktor), kecuali diambil langsung oleh Pertamina,” demikian Muslim.

Sebagaimana diketahui, kawasan Ranto Peureulak pada era 1980-an dikenal sebagai daerah penghasil migas yang dieksploitasi oleh PT Pertamina. Setelah itu, minyak di sana digarap oleh PT Asamera Oil Ltd serta Conoco Philip. 

Kini, sumur- sumur peninggalan tersebut sudah digarap kembali oleh perusahaan multinasional dalam bidang energi, Pasific Oil & Gas. Lahan eksploitasi sebanyak 15 sumur dinamakan dengan Blok Peureulak. Selain itu, di Aceh Timur juga ada Blok A yang akan digarap oleh PT Medco. Blok A disebut-sebut sumber migasnya besar, seperti di sumur Alue Siwah Serdang dan Julok.


Warga Minta Dibangun Jembatan Gantung

* Perlancar Transportasi Pulo Blang-Paya Meuligoe

Wed, Mar 16th 2011, 09:12
PEUREULAK - Warga yang bermukim di dua kecamatan, yakni Kecamatan Peureulak Kota dan Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, meminta pemerintah segera membangun jembatan gantung yang menghubungkan Desa Pulo Blang (Ranto Peureulak) dan Paya Meuligoe (Peureulak Kota) untuk memudahkan transportasi warga dari sejumlah desa di sana untuk mengangkut hasil alamnya.

Keterangan yang diperoleh Serambi, Selasa (15/3), sebelumnya sudah ada jembatan gantung antara Desa Pulo Blang dan Desa Paya Meuligoe. Namun, saat kecamuk konflik, jembatan yang menjadi urat nadi bagi warga tersebut,  dibongkar oleh orang yang tidak bertanggungjawab. 

Kini, yang ada hanya beton peyangga kawat di dua sisi sungai antara Pulo Blang dan Paya Meuligoe. Selama ini, warga yang ingin menyeberang terpaksa menggunakan sampan untuk berbagai keperluan dengan resiko yang sangat besar, apalagi saat air pasang.

Dalam surat permohonan yang diteken Keuchik Paya Meuligoe Ismail Yusuf, diketahui Camat Peureulak Kota Yasuddin, dan  surat lainnya yang diteken Keuchik Pulo Blang M Yatim serta diketahui Camat Ranto Peureulak Drs Zulbahri, disebutkan bahwa jembatan gantung tersebut sangat dibutuhkan warga sejumlah desa. Kedua surat tersebut diperlihatkan oleh tokoh KPA Peureulak  Usman Husein alias Usman Panyang kepada Serambi, kemarin.

Menurut Usman, jembatan gantung tersebut sangat dibutuhkan oleh warga Paya Meuligoe, Paya Kalui, Bandrong, Blang Seuneubok, Lhok Paya, dan Paya Gajah Alue Dua (Kecamatan Peureulak Kota). Selain itu, warga Desa Paya Unoe, Pulo Blang, Seuneubok Johan, Blang Barom, Seunebok Baro, Seuleumak Muda, dan Seuneubok Dalam. 

Warga, kata Usman, sangat berharap adanya kepedulian pihak provinsi untuk membangun  jembatan gantung yang dirusak akibat konflik. Apalagi dengan adanya jembatan tersebut akan memperpendek rentang transportasi warga yang hendak ke pusat kota Peureulak dan ke Ranto Peureulak. “Kalau ada jembatan gantung, warga yang bermukim di wilayah satu Seuneubok Baro hanya beberapa menit  saat saja bisa tembus ke Peureulak,” ungkapnya.

Beberapa waktu lalu juga diberitakan, kendati telah rusak sejak tahun 2003 silam, namun jembatan gantung yang menghubungkan Kecamatan Peureulak Kota dan Ranto Peureulak, tidak pernah dibangun kembali. Kini ratusan siswa asal tiga desa, Blang Simpo, Lubok Pempeng, dan Cekmbon, Kecamatan Peureulak Kota, Aceh Timur, terpaksa naik sampan untuk pergi ke sekolah mereka yang terletak seberang sungai dalam Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur.(is)

Siswa SMA Ranto Peureulak Ikut Sosialisasi Antinarkoba

Wed, Mar 16th 2011, 09:16
IDI - Sekitar 600 siswa SMA Negeri Ranto Peureulak, Aceh Timur, Senin (14/3) ikut sosialisasi bahaya narkoba yang diselenggarakan Polres setempat di sekolah tersebut. Sosialisasi ini dimaksudkan untuk meminimalisir pemakai pengedar narkoba di daerah itu.

Kapolres Aceh Timur, AKBP Ridwan Usman, melalui Kabag Bina Mitra, AKP Mukhtar Ibrahim,  di hadapan 600-an siswa mengatakan, jika seseorang sudah kecanduan narkoba, maka berbagai perbuatan dan pikiran negatif akan dilakukan demi mendapatkan dan mengkonsumsi narkoba.

“Apalagi sel otak dan daya pikir pecandu tersebut sudah memasuki tahap terparah atau fly. Hal itu tentunya juga akan berdampak buruk baik bagi diri sendiri, keluarga, maupun lingkungan masyarakat sekitar lainnya,” ungkap Mukhtar.

Pihak Polres Aceh Timur sangat berharap agar siswa, guru maupun masyarakat lainnya di Ranto Peureulak agar menjauhi narkoba. “Kalau siswa hendaknya belajar, guru sebagai pengajar, begitupun dengan profesi lainnya yang dapat ditekuni sesuai bidangnya masing-masing tanpa harus merusak generasi muda,” tambahnya.

Sementara itu, Kapolsek Ranto Peureulak, Ipda Ildani Ilyas, mengatakan, sampai saat ini belum ada satupun siswa dari sekolah tersebut yang terlibat kasus narkoba. “Partisipasi, dukungan, serta kerja sama seluruh lapisan masyarakat untuk menjauhi dan meminimalisir  berbagai tindak kejahatan termasuk narkoba terus diharapkan, mengingat keberadaan polisi tidak akan berarti tanpa ada dukungan dan partisipasi masyarakat,” demikian Ildani Ilyas.(na)

POG Diminta Transparan Terhadap Rekanan Lokal

Sat, Mar 19th 2011, 09:19
LANGSA - Perusahaan multinasional yang bergerak dalam bidang pengembangan energi Pasific Oil & Gas (POG) yang sedang melakukan eksploitasi minyak di Blok Peureulak, Aceh Timur, diminta transparan terhadap rekanan lokal. “Pengusaha lokal sangat sulit berurusan dengan pejabat POG yang berada di Ranto Peureulak. Mereka selalu mengatakan bahwa semua urusan di Jakarta. Seharusnya ada perwakilan kantor ditempatkan di Aceh Timur,”kata Ketua Asosiasi Kontraktor Aceh (AKA) Aceh Timur, Abdul Hadi Abidin, Kamis (17/3). 

Menurut Abdul Hadi, sampai sejauh ini POG juga belum melakukan sosialisasi sistem pelelengan online kepada rekanan lokal yang diterapkan perusahaan tersebut. Kondisi tersebut, kata Abdul Hadi belum ada niat baik dari perusahaan minyak itu untuk memberdayakan perusahaan lokal. Untuk itu, Abdul Hadi atas nama pengusaha lokal mengharapkan perusahaan yang berkantor di Jakarta tersebut, bisa memperhatikan dan memberdayakan perusahaan/pengusaha lokal. 

Service Support Superintendent POG dalam kegiatan KSO Pertamina, Ibrahim Yusuf, yang dikonfirmasi via telepon selulernya, Kamis (17/3) petang mengatakan, pihaknya akan selalu terbuka dan transparan. Meski begitu, ia mengakui jika selama ini  untuk lelang barang dan jasa semua di bawah sistem Jakarta. Pihaknya juga akan melakukan sosialisasi seperti  yang pernah dilakukan di Hotel Kartika Langsa setahun silam. “Ini sedang di susun, sekarang kita prioritaskan di ring lokal. Untuk pekerjaan  yang telah ditender adalah pembuatan lokasi sumur pemboran, jembatan, jalan. Saat ini, untuk perkerasan staging area, pengadaan mobil tangki, gredel dikerjakan Putera Mandiri yang juga perusahaan lokal,” demikian Ibrahim Yusuf.(is)

Senin, 14 Maret 2011

Bupati Peusijuk Pengeboran Minyak Perdana PO & G Ranto Peureulak

Saturday, 12 March 2011 02:37
Bupati Aceh Timur Muslim Hasballah, Kamis (10/3) siang melakukan tepung tawar atau peusijuk pengeboran minyak perdana perusahaan Pasific Oil & Gas LTD di Desa Mata Ie dan Alue Udep Kecamatan Ranto Peureulak.

Bupati dalam sambutannya mengatakan, hari itu merupakan hari yang sangat dinantikan Pemkab Aceh Timur beserta masyarakat dalam upaya meningkatkan pendapatan daerah dari sektor minyak dan gas. Selain itu juga peningkatan kesejahteraan warga dalam memperoleh lapangan pekerjaan, sekaligus mengurangi angka pengangguran karena dimulainya tajak/pengeboran pertama empat sumur di Ranto Peureulak oleh Pasific Oil.

"Dengan pengeboran sumur minyak ini diharapkan seluruh masyarakat daerah ini dapat bekerjasama menciptakan keamanan yang kondusif, sehingga investor merasa nyaman dalam menanamkan modalnya di daerah kita," ujar Bupati.

Menurutnya, dengan keberhasilan Pasific oil & Gas ini nanti akan membawa angin segar terhadap iklim investasi di Aceh Timur, karena diharapkan para investor lain akan ikut menanamkan modalnya di Kabupaten Aceh Timur.

"Kita juga patut berbangga karena daerah kita memiliki kekayaan alam yang melimpah ruah dan tentu hal ini tidak bermanfaat bila kita tidak mampu mengolahnya dengan benar," tambah Bupati.

Setelah melakukan eksplorasi beberapa waktu lalu, perusahaan Pasific oil & Gas LTD menemukan 15 sumur minyak yang terkandung dalam bumi Aceh Timur dan empat sumur minyak terdapat di Desa Mata Ie dan Alue Udep Ranto Peureulak.

Sementara General Manager Pasific Oil & Gas (Perlak) LTD Ali Baskoro mengatakan, setelah melakukan persiapan sekitar lima bulan sejak dimulainya kegiatan persiapan lahan dari pertengahan September tahun lalu, Pasific Oil & Gas telah sampai pada tahapan pekerjaan yang paling menentukan yaitu kegiatan pemboran sumur.

Menurutnya, kegiatan pemboran sangat penting bagi P.O & G karena dengan pemboran itu  pihaknya dapat memperoleh data yang akurat tentang kondisi bawah tanah. Selain menentukan masih ada atau tidak minyak dalam lapangan Peureulak, juga untuk dapat menentukan methoda yang paling tepat memproduksinya.

PO & G sebagai mitra Pertamina- EP secara keseluruhan telah sepakat untuk melakukan pemboran 15 sumur di lapangan Peuruelak. Pemboran Kamis lalu  merupakan  sumur pertama, dinamakan sumur POG- D.  Setelah itu nanti akan diikuti pemboran sumur-sumur lainnya yaitu sumur E yang berjarak sekitar 800 meter.
Akan dilanjutkan dengan sumur C di Desa Mata Ie, sumur B di Desa Pertamina dan seterusnya di areal seluas 10 km 2 di Rantau Peureulak. Pemboran akan meliputi 6 desa di Ranto Peureulak dan satu desa di Peurelak Kota (Paya Meuligo).

Saat ini, jelasnya, ada 4 lokasi sumur yang telah disiapkan dan satu lokasi lagi  yaitu sumur POG -L sedang dalam proses pembelian/pembebasan lahan. Diharapkan dapat diselesaikan dalam waktu dua bulan ke depan.
Hadir dalam acara peusijuk ini President dan Wakil Presdient PO&G, Stuart dan Charlie Wu,Perwakilan Ditjend Migas, Perwakailan BP Migas Pusat-Sumbagut, Perwakilan PEP Kemitraan, Perwakilan PEP Field Rantau dan Pangkalansusu, Ketua DPRK Aceh Timur, Dandim 0104, Kapolres dan undangan lainnya.

Sabtu, 05 Maret 2011

Ratusan Siswa Naik Sampan ke Sekolah

Fri, Mar 4th 2011, 09:00

Jembatan Gantung Rusak belum Dibangun

Ratusan Siswa Naik Sampan ke Sekolah

IDI - Kendati telah rusak sejak tahun 2003 silam, namun jembatan gantung yang menghubungkan Kecamatan Peureulak Kota dan Ranto Peureulak, tidak pernah dibangun kembali. Kini ratusan siswa asal tiga desa, Blang Simpo, Lubok Pempeng, dan Cekmbon, Kecamatan Peureulak Kota, Aceh Timur, terpaksa naik sampan untuk pergi ke sekolah mereka yang terletak seberang sungai dalam Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur.

Menurut keterangan yang diperoleh Serambi, Kamis (3/3), kondisi memiriskan itu telah berlangsung sejak jembatan gantung yang berada di antara Desa Blang Simpo (Peureulak Kota) dan Bhom Lama (Ranto Peureulak) dirusak OTK (orang tak dikenal) saat konflik bersenjata.

“Sampai sejauh ini belum ada tanda-tanda, bahwa jembatan gantung yang paling dibutuhkan masyarakat di sini akan dibangun kembali oleh pemerintah,” kata Keuchik Blang Simpo, Saiful Manan.

Menurut dia, ratusan siswa yang bersekolah di seberang sungai terpaksa naik sampan setiap pagi. Jika mereka sekolah ke pusat kota Peureulak, terang Saiful, jarak tempuhnya sangat jauh. “Sangat menyedihkan sekali,  kalau Bapak lihat setiap pagi di sini, mereka mempertaruhkan nyawa untuk menuntut ilmu. Siswa yang  menggunakan jasa sampan mulai tingkat SMP sampai SMA,” tambah Manan.

Keuchik Saiful mengatakan, permohonan pembangunan kembali jembatan gantung tersebut sudah pernah disampaikan pihaknya kepada Bupati Aceh Timur serta Gubernur Aceh. Akan tetapi sampai sekarang belum juga ada realisasinya.

Namun, kata Saiful, saat pihaknya meminta bantuan untuk membeli sampan yang baru, Bupati pernah mengatakan, “Tidak usah beli dulu yang baru, beli aja yang tua. Tahun 2010 sudah dibangun,” ujar Saiful menirukan pernyataan Bupati Muslim Hasballah, ketika itu.

Ia menambahkan, saat pertama dirinya menjadi keuchik, sekitar dua tahun lalu, ada orang yang mengaku dari provinsi dan meminta peta desa. Waktu itu, mereka mengatakan, bahwa Ibu Gubernur Aceh ada program pembangunan desa.

Mendengar hal demikian, dirinya mengatakan yang paling dibutuhkan di Desa Blang Simpo adalah pembangunan jembatan gantung untuk memudahkan warga dalam segala urusan. “Karena itu, kami memohon sekali lagi agar pemerintah dapat memenuhi keinginan warga ini. Kami ada sekitar 166 KK. Jembatan gantung tidak hanya untuk warga kami, tapi akan dirasakan oleh warga desa lain yang bertetangga,” demikian Saiful Manan.(is)

70 Persen Mobil Mewah di Aceh Berplat BK

70 Persen Mobil Mewah di Aceh Berplat BK

Pase - 28 February 2011 | 3 Komentar
Lhokseumawe | Harian Aceh – Sebanyak 70 persen mobil mewah yang berkeliaran di jalan-jalan di 23 kabupaten/ kota di Aceh masih berplat BK (nopol Sumatera Utara). Kondisi ini secara langsung merugikan Pendapatan Asli Daerah (PAD), karena pajak kendaraan itu masuk ke kas Provinsi Sumatera Utara.
“Kalau begini, tentu yang senang orang Medan, karena setiap tahunnya, miliaran rupiah uang orang Aceh di bawa ke sana,” kata Kapolda Aceh, Irjen Pol Iskandar Hasan ketika melakukan temu ramah dengan Muspida Plus, elemen masyarakat Aceh Utara dan Lhokseumawe di Gedung Multi PT Arun NGL, Sabtu (26/2) malam.
Untuk itu, tegas Kapolda, dalam waktu dekat, pihaknya akan me-warning mobil berplat BK yang berkeliaran di Aceh. “Nantinya kita akan berkoordinasi dengan gubernur Aceh dan DPRA, untuk selanjutnya menggelar razia terhadap ribuan kendaraan yang memakai plat BK atau B (Jakarta),” tegasnya.
“Selama ini, ada yang bilang kalau pakai BK bisa terbebas razia di Medan. Kalau ini benar tentu saya akan bilang dan suratin Kapolda Sumut biar masyarakat Aceh tidak terkesan berpergian keluar negeri,” pungkas Kapolda.(win)

Polisi Medan jangan Persulit Mobil BL

Fri, Mar 4th 2011, 09:08

Kapolda Aceh:

Polisi Medan jangan Persulit Mobil BL

IDI - Kapolda Aceh Irjen Pol Drs Iskandar Hasan meminta jajaran kepolisian di Provinsi Sumatera Utara agar tidak mempersulit kendaraan berpelat BL. Hal itu diungkapkan Irjen Pol Iskandar Hasan, dalam pidatonya di hadapan unsur Muspida, tokoh masyarakat, ulama, dan jajaran Polres Aceh Timur, saat tatap muka dalam rangka kunjungan kerjanya di Aceh Timur, Minggu (27/2), di Aula Sekdakab di Idi Rayeuk.

Menurut Kapolda, pihaknya secara khusus melalui surat resmi akan meminta kepada polisi Medan, Sumatera Utara, agar jangan mempersulit mobil pelat BL saat berada di kawasan Medan, Sumatera Utara. Pasalnya, kini hampir 60 persen mobil pelat BK berada di Aceh secara leluasa. Sementara pajak mobilnya juga bayar ke Medan. “Masalah ini kita sudah bicara dengan Gubernur Aceh agar dikeluarkan kebijakan penertiban,”ujarnya.

Kapolda mengungkapkan, saat mobil Aceh berpelat BL pergi ke Medan, polisi Medan selalu mencari-cari kesalahan. “Polisi Medan memang aneh-aneh, saat mobil BL diperiksa dan ketika  semua administrasi surat kendaraan  lengkap. Lalu sang sopir bertanya kepada polisi, apa salah saya pak?, kemudian polisi itu menjawab,  kamu engak ada salah apa-apa, cuma saya muak lihat muka kau, begitu ujar Polisi Medan,” ungkap Kapolda dibarengi aplus undangan.

Irjen Pol Iskandar Hasan menambahkan, dirinya akan membahas masalah tersebut dengan Kapolda Sumatera Utara, supaya kendaraan pelat BL yang berada di Medan tidak dipersulit. “Nanti juga akan kirim surat ke Kapolda Sumatera Utara. Terkait mobil plat BK atau plat luar Aceh lainnya yang berada di Aceh, kita akan bahas  dengan Gubernur untuk membuat satu program peraturan daerah terhadap kondisi tersebut,” ujarnya.

Kapolda mengatakan, selama ini rata-rata terlihat di Aceh  mobil pelat BK dan pelat B, sementara mobil berpelat BL sangat sedikit, Kapolda menyatakan keheranan kenapa orang Aceh lebih suka memakai kendaraan pelat BK atau B. Apakah tidak percaya diri jika menggunakan pelat BL. Padahal,  menurut Kapolda, banyaknya mobil luar daerah di Aceh, sangat merugikan daerah lantaran pajak mobil yang miliaran rupiah setiap tahunnya masuk ke daerah lain.(is)

Medco Gelar Pengobatan Massal Gratis

Thu, Mar 3rd 2011, 08:36

Medco Gelar Pengobatan Massal Gratis

 
IDI - PT Medco E&P Malaka bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Aceh Timur melalui UPT Puskesmas Peureulak Kota, Rabu (2/3), melaksanakan pengobatan massal gratis dan pemberian makanan tambahan untuk 700 anak, di pekarangan Masjid Nahdhatul Ulum, Desa Blang Simpo, Peureulak.

Menurut Humas PT Medco E&P Malaka, Akhyar,  kegiatan tersebut merupakan salah satu kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka memberi pelayanan kepada masyarakat di sekitar wilayah kerja Medco, seperti halnya program community development yang pernah dilakukan sebelumnya.

Ia menjelaskan, meski PT Medco belum berproduksi, namun apa yang dilakukan merupakan komitmen pihaknya kepada masyarakat. Program seperti itu, akan coba terus dilakukan di sekitar wilayah operasi sehingga masyarakat mendapatkan manfaat atas keberadaan perusahaan tersebut.

“Kita mengharapkan agar apa yang telah dilaksanakan dapat bermanfaat adanya. Semoga masyarakat bisa memanfaatkan pemberian obat, susu, dan makanan tambahan kepada anak-anak. Karena nilai kesehatan lebih mahal, apalagi banyak lansia yang tidak bisa datang sendiri ke Puskesmas, sehingga apa yang dilaksanakan hari ini benar- benar membawa manfaat,” demikian Akhyar.

Ketua Panitia Pelaksana dr Sasilia, dalam sambutannya menyambut baik program kerja sama pihak kesehatan dengan Medco dalam rangka memberi pelayanan medis  kepada warga di sana. Kegiatan itu diikuti warga dari Blang Simpo, Lubok Pempeng, serta sebagian Cekmbon. “Tanggungjawab kesehatan adalah tanggungjawab kita semua,” ungkapnya.(is)

Anggota Dewan Diharapkan Sering Kunjungi Rakyat

Wed, Mar 2nd 2011, 08:47

Anggota Dewan Diharapkan Sering Kunjungi Rakyat

IDI - Anggota dewan, khususnya DPRA hendaknya sering mengunjungi  rakyat, karena mereka dipilih untuk menyuarakan aspirasi rakyatnya. Pernyataan itu dikemukakan Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Ranto Peureulak, Nurhasnah, di hadapan 20 perangkat desa dan anggota DPRA Aceh yang juga Ketua Fraksi F dari Partai Demokrat, HM Yunus Ilyas, pada sosialisasi kesejahteraan sosial dalam rangka bantuan rumah ibadah kaum duafa yang berlangsung di aula Kecamatan Peureulak Kota, Minggu (27/2.)

“Sangat layak, karena anggota DPRA itu dipilih oleh rakyat. Janganlah setelah dipilih, rakyat ditinggalkan atau dilupakan. Jangan hanya mendekati rakyat jika menjelang Pilkada, pada saat-saat begini, rakyat juga merindukan bapak dan ibu-ibu yang ada di legislatif DPRA,” ujarnya.

Menanggapi permintaan tersebut, anggota DPRA yang juga Ketua Komisi F, HM Yunus Ilyas, mengatakan keberadaan anggota dewan yang sudah dipilih oleh rakyat terutama yang berada pada Komisi F memiliki tiga tugas pokok. Yakni membuat peraturan (qanun), melakukan pengawasan, dan kebijakan, serta budgeting.

“Saat ini kita yang sudah dipilih oleh rakyat mempunyai tugas dan kebijakan untuk terus melihat dan memantau berbagai kebutuhan di daerah, terutama menyangkut masalah kesehatan dan sosial. Namun jika suatu kebijakan dan kebutuhan itu tidak sesuai, maka harus secepatnya dilakukan revisi ” ujarnya.

Sebelumnya, Direktur Yayasan Pembaruan Aceh, Safwan Nurdin,  menyebutkan sosialisasi itu diikuti 20 peserta terdiri dari Keuchik dan Sekdes di kecamatan,  yakni Kecamatan Peureulak Timur dan Ranto Peureulak.(na)